Kehormatan adalah Harga diri yang tidak dihargakan!
Posts
Showing posts from July, 2011
Puisi: Resah Menunggu (di ambang Ramadhan)
- Get link
- X
- Other Apps
engkau datang dengan janji pengampunan dan penghapusan dosa-dosa akankah memandang dengan benci? bahkan rindu mencengkam nubari sehingga angin yang menyapa pun sangka membawa aroma zahir mu meski masih di ambang pintu belum lagi kaki melangkah menyapa dan memandang dengan kasih engkaukah yang membawa segenap harapan akan tertutup pintu-pintu neraka dan menebar haruman raihan syurga? bahkan dapat mendamba kasih membalut dalam alunan cinta Sang PenCinta rindu adakah dapat dirasa dendam dalam dada dan bila nafas menghembus yang ku tunggu tetap kamu akankah dapat kenali di pertemuan sekali ini? atau tidak sudi menerima sujud dan penyaksian taubat di hening malam seribu bulan
Puisi: Jika Hadir
- Get link
- X
- Other Apps
Aku membayangkan mu jelmaan Nabi lantas mengingati bukan satu kesia-siaan malah wasilah mendekatkan pada Yang Maha tapi engkau bukan menjadikanku manusia pendosa kerana itu telah berjanji bila mana muncul dari deria mana pun selawat diserah tingkah bertingkah moga yang Terpuji mendengar rindu yang menyapa membawa, menghantar maqam lebih berhak tiada terlintas melupakan namun tidak sanggup membawa ke hadapan pintu neraka duhai pemilik puji saksikan jiwa menahan Engkau malah di hadapan untuk dimaqbul segala doa.
Puisi: Bulan Luntur (Muhammad Haji Salleh, 1983)
- Get link
- X
- Other Apps
Bulan Luntur i ada bulan di luar bersih dan mekar menyeberangi cahayanya lewat malam baru. untuk saat ini tak mungkin aku pandai memilih yang cantik pemandanganku retak oleh luka dalam ii bagaimanakah rupa kenyataan? ataukah pernah ada bentuk padanya: yang baik dipilih dengan perasaan hormat, untuk penyumbang dikarangkan terima kasih dan diucapkan selamat, yang sederhana disudutkan pada kebiasaan, yang jujur dianjur menjaga nilai yang berani dibenarkan berkata awal? tapi ini semuanya mimpi, dilayangkan oleh purnama, kerana yang kulihat hanya kacau: yang licik jadi ketua, yang kejam jadi hakim, pemuji dipangkatkan tinggi, pemikir diawas-awasi. sarjana dipencilkan ke bilik, si rajin dituduh bercita-cita, si malas merancang kuasa. gelap dunia ini rimba subur membeli sopan dan seni kudengar ketawa besar dari daerah peniaga dan terkelip senyum pada sekutunya yang bertakhta. tiada lukisan, tiada puisi. lagu telah tenggelam di bawah arahan, penari dirogol oleh pengurusnya. iii bulan luntur ab...
The Bigger Picture (the pictures)
- Get link
- X
- Other Apps
Dalam lokomotif - di dalam dek, pemandu lokomotif dari Indonesia (manis orangnya lebih hensen dari Wali cerita Kitab Cinta) Nama salah satu dari TBM projek ini - KAMILA -dari Bahasa Arab, Kamil yang bermaksud sempurna - Terowong ini di dalam tanah antara 300 m ke 1.2 km (huge overburden aye?) Perjalanan dalam ADIT2 (jalan masuk ke terowong yang menggunakan teknologi NATM - lantai basah dari air bawah tanah yang masuk ke terowong melalui rekahan dinding yang ditebuk) Dalam terowong - En Honda membelakang kamera - perlu ada PPE lengkap untuk masuk termasuk kasut kontraktor berwarna Kuning Pua Chu Kang (supaya seluar kekal bersih dan kering ketika keluar dari terowong) Jalan masuk ke ADIT2 - perhatikan di atas muka pintu ada pokok yang melintang - mengikut kepercayaan Jepun untuk doa (azimat) keselamatan bekerja dalam terowong Dari jauh muka pintu ADIT2
The Bigger Picture
- Get link
- X
- Other Apps
Bagaimana agaknya rasa menjadi pekerja landasan keretapi maut sewaktu pendudukan Jepun dahulu?
Ini yang menjadi mainan cepu bila saya berpeluang untuk menjadi peserta lawatan pembinaan terowong saluran air mentah dari Empangan Kelau ke Hulu Langat. Laluan sepanjang 44.4km dari Pahang ke Selangor, satu lagi projek mega dan ekstrim kejuruteraan Kerajaan Malaysia
Kami berpeluang masuk ke dalam terowong. Yang baru digali sepanjang 1.4km, masih jauh lagi untuk disiapkan. Dengan menggunakan kaedah yang sama menebuk batuan bawah tanah seperti terowong SMART dengan menggunakan TBM (tunnel boring machine) , ini betul-betul engineering marvel.
Namun, untuk sampai ke muka TBM, laluannya penuh liku. Berada di bawah tanah antara 30m ke 1.2km, dengan kelembapan tinggi dan suhu panas mencecah 40C, saya tidak membayangkan suasana lawatan yang selesa. Kami tidak diminta berjalan kaki, namun perlu menaiki lokomotif sehingga sampai ke ekor TBM. Sebelum itu kami telah dibekalkan dengan penutup m...